Menjadikan AS Kiblat Pendidikan Modern, Justru Jalan Kehancuran Peradaban

Oleh Lisa Oka Rina
SEMINAR ONLINE yang diselenggarakan oleh EducationUSA, yang berisi ajakan dan tuntunan untuk menempuh pendidikan lanjutan (kuliah) di Amerika,  merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh jaringan Departemen Luar Negeri AS ini, telah beranggotakan lebih dari 430 pusat konsultasi mahasiswa internasional di lebih dari 175 negara dan wilayah di dunia, termasuk di Kaltim (instagram, april 2025).

Fakta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) masih terus dijalankan baik dengan kerjasama universitas luar negeri maupun program lembaga internasional. Dengan menyelenggarakan seminar online maupun pemberian beasiswa kepada para pelajar, dikemas sedemikian rupa agar mereka tertarik untuk belajar menimba ilmu ke AS. Hal ini menunjukkan kiblat pendidikan dan peradaban negeri kita saat ini dipegang dan berkiblat ke Barat, yang berideologi kapitalisme-sekuler.

Ada bahaya ideologi bahkan bahaya mengancam di depan agama islam, agama mayoritas negeri ini. Karena tidak hanya sekedar ilmu yang didapat, melainkan hadharah (gaya hidup, cara pandang tentang kehidupan) bahkan hingga kepribadian pun telah disetting oleh Barat. Akhirnya output yang dihasilkan adalah para agen-agen perpanjangan tangan untuk menjajah dan memusuhi Islam, dan menjadi agen-agen yang membela ideologi kapitalisme. Sejatinya hal ini semakin menunjukkan, carut marut sistem pendidikan yang diterapkan negeri ini. Dan inilah akibat dari penerapan aturan kehidupan yang menjauhkan peran agama, sehingga melahirkan kehidupan yang kehilangan arah dan tujuan (sekuler), dan menghasilkan output yang jauh dari definisi manusia.

Allah SWT yang menciptakan kita manusia dan alam semesta ini, juga mengatur kehidupan ini, tidak membiarkan begitu saja manusia/khalifah di bumi ini berjalan mengarungi hidupnya, mengatur hidupnya, tanpa panduan dan aturan yang komplit dan menyeluruh. Hal ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya “Aku tinggalkan kepada kamu (umatku) dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-selamanya. (Dua perkara itu adalah) al-Qur’an dan Sunnah” (HR Al-Baihaqi).

Dari hadits itu, telah menunjukkan bahwa islam adalah agama yang tidak hanya mengatur masalah ibadah semata. Namun juga mengatur aturan kehidupan yang lain, seperti sistem ekonomi, sistem pergaulan, kesehatan, politik dalam dan luar negeri, sistem pendidikan dan lainnya.

Sistem pendidikan wajib berdasarkan asas islam, yakni bertumpu kepada pijakan aqidah islam (keimanan kepada Allah dengan proses berfikir sehingga menghujam kuat keyakinan itu). Sehingga melahirkan output generasi yang memiliki pola pikir islam dan pola sikap islam. Pola pikir adalah cara berfikirnya seseorang dengan menggunakan standar islam (halal/haram), sedangkan pola sikap adalah cara memenuhi potensi diri berupa naluri- naluri dan kebutuhan jasmani berdasarkan pemahaman syariat islam. Begitu juga metode pengajaran yang sudah digariskan oleh islam adalah dengan talqiyan fikriyan (proses berfikir), bukan taqlid ataupun dogmatisasi.

Sistem pemerintahan islam yang di kenal dengan Kekhilafah-an, telah menjadi satu-satunya peradaban terlama sepanjang sejarah kehidupan manusia, yakni 13 abad lamanya, kurang lebih 1300 tahun. Kekhilafahan yang terakhir, yakni Khilafah Utsmani telah memimpin Dunia Islam lebih dari 450 tahun. Bahkan jika di hitung mulai saat Utsman (pemimpin negara/Khalifah) mulai berkuasa, maka kepemimpinannya lebih dari 600 tahun. Menbenarkan dakwah islam ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke wilayah Nusantara, khususnya di wilayah Aceh dan Banten. Memberikan jalan terang risalah Ilahi, keimanan dan ketaatan kepada Allah, kedamaian, ketentraman serta kemajuan di berbagai bidang.

Di bidang pendidikan, Khilafah Utsmani mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah dan universitas. Beberapa universitas terkenal pada masa itu termasuk Universitas Istanbul, yang didirikan pada tahun 1454 dan Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko. 

Pendidikan tinggi ini menyediakan lingkungan yang mendukung pengembangan berbagai ilmu pengetahuan. Diantaranya ilmu medis. Di bawah Khilafah Utsmani, ilmu kedokteran mengalami kemajuan penting. Beberapa dokter masa itu menghasilkan karya-karya berpengaruh dalam bidang anatomi, farmakologi, bedah, dan ilmu medis lainnya. Salah satu yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avicenna). Karya besarnya, Al-Qanun Fi At-Thibb atau The Canon of Medicine (Kitab Pengobatan), menjadi rujukan utama dunia kedokteran Eropa hingga abad ke 17 dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan ilmu kedokteran hingga kini.

Secara ekonomi, Khilafah Utsmani menjadi pusat perdagangan dunia, dengan pedagang dari berbagai penjuru dunia berdatangan. Secara militer, Khilafah Utsmani dikenal memiliki pasukan militer yang tangguh di darat, kuat di laut dan hebat di udara. Mereka memiliki sistem tekonologi modern yang canggih untuk mendukung pertempuran. Dengan kekuatan itu, Khilafah Utsmani berhasil melakukan futuhat ke berbagai wilayah di Eropa, termasuk akhirnya bisa mengalahkan Bangsa Mongol, yang sebelumnya pernah menghancurkan Khilafah Abbasiyah.

Sejarah ini membuktikan, pendidikan dan pembinaan generasi yang digarap sungguh-sungguh dan bertumpu kepada asas islam, mampu membawa perubahan besar. Dan hal itu hanya bisa terealisasi oleh sistem politik islam yakni Kekhilafahan. Karena dengannya aturan-aturan islam yang sempurna bisa diterapkan, dan Allah berikan keberkahan dari langit dan bumi karena ketaqwaan yang kita jalani.

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al-A'raf Ayat 96)

Wallahu'alam bisshowwab

Penulis adalah Pemerhati Kebijakan Publik

0 Komentar