NUSANTAR45.ID, JAKARTA - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melalui Anwar “Bobi” Ma’arif, Presiden Persatuan Buruh Migran (PBM), turut hadir dan berperan aktif dalam Lokakarya Tripartit untuk Peningkatan Sistem Pengawasan pada Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang Efektif, Responsif Gender, dan Inklusif, yang diselenggarakan secara hybrid oleh Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) bekerja sama dengan ILO, Jaringan Buruh Migran (JBM), dan APINDO, di Hotel A ONE Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.
Workshop ini menjadi forum penting untuk memperkuat tata kelola pengawasan ketenagakerjaan yang adil, beretika, dan menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia, khususnya bagi pekerja migran perempuan di sektor domestik, keperawatan, dan manufaktur dalam koridor Indonesia–Malaysia.
Dalam forum tersebut, Anwar “Bobi” Ma’arif menegaskan pentingnya keterlibatan serikat pekerja, terutama organisasi pekerja migran, dalam pengawasan berbasis komunitas. “Pekerja migran tidak boleh hanya menjadi objek perlindungan, tetapi harus dilibatkan aktif sebagai subjek dalam pengawasan, pengambilan keputusan, dan pembentukan kebijakan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti masih adanya praktik perekrutan yang tidak adil, seperti penahanan paspor, pemaksaan kontrasepsi, hingga pungutan tidak sah oleh sebagian perusahaan penempatan. “Inilah pentingnya prinsip perekrutan yang adil dan pengawasan yang transparan untuk mencegah pelanggaran yang merugikan pekerja migran, terutama perempuan,” tambahnya.
KSPI mendukung penuh upaya KP2MI dalam memperkuat sistem pengawasan hulu ke hilir, serta mendorong implementasi MoU Indonesia–Malaysia secara menyeluruh dan berkeadilan. Lokakarya ini juga memfasilitasi penyusunan rencana kerja bersama yang SMART dan inklusif, melibatkan serikat buruh, perusahaan penempatan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, KSPI mempertegas komitmennya dalam memperjuangkan perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja migran Indonesia, terutama kelompok rentan seperti perempuan dan pekerja domestik.[*/Red]
0 Komentar