NUSANTAR45.ID, KOTA BEKASI - Aliansi Patriot Peduli NKRI (APP NKRI) menyelenggarakan Dialog Kebangsaan dengan tema ‘Apakah Indonesia sudah merdeka untuk menuju Indonesia Emas 2045, Rabu, 24 September 2025, bertempat di Asrama Haji Kota Bekasi.
Dialog tersebut dihadiri para tokoh, ulama, umaro’ dan Pemerintah Kota Bekasi yang diwakili Kepala Kesbangpol Kota Bekasi Drs. Hudi Wijayanto, M.Si serta Polrestro Kota Bekasi, diikuti kurang lebih 150 peserta.
Adapun penyelenggara acara yaitu Aliansi Patriot Peduli NKRI (APP NKRI) dengan Ketua Umum, Ustadz K.H. Ajengan Ismail Ibrahim, S.Ag dan dengan Ketua Panitia Ustadz Akhirul Sholeh.
Kegitan dialog tersebut sangat menarik perhatian peserta karena menghadirkan Narasumber yang kompeten diantaranya Ketua MUI Kota Bekasi K.H. Saefudin Siroj (Pimpinan Ponpes Sirojul Munir Jati Asih, Alumni Gontor dan pernah menjadi Anggota DPRD 1999/2004 Kota Bekasi.
Kemudian Associate Professor UIA Jakarta Drs. Salahudin Gaffar, S.H, M.H, dan dari Kepolisin AKP Ibu Puji Astuti Wakasat Binmasrestro Bekasi Kota.
Acara dipandu oleh Amir Wilayah Khilafatul Muslimin Jabodetabek Banten, Ustadz Abu Salma sekaligus Jubir Khilafatul Muslimin sampai selesai dengan moderator Dialog Kebangsaan Ustadz Ismail Ibrahim.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Komisi Ukhuwwah MUI Kota Bekasi, Ustadz Ahmad Wahyu Tubagus.
Sambutan pertama yang disampaikan Ketua Panitia, Ustadz Sholeh mengapresiasi kepada Kepolisian yang menyambut dengan tangan terbuka dan mengajak untuk menjaga kondusifitas kamtibmas.
"Polisi tidak akan bisa bekerja kecuali kerjasama dengan para tokoh masyarakat, dan tokoh masyarakat juga tidak bisa bekerja tanpa bersinergi dengan para pengusaha," ujarnya.
"Hadirnya pengusaha dan Pemerintah serta masyarakat adalah kolaborasi yang terbaik, maka saya mengajak agar kita bangun kolaborasi ini dengan nilai-nilai positif," tegas Ustadz Sholeh.
Moderator Ustadz Ismail membagi tiga termin dalam dialog, setelah pemaparan dari tiga Narasumber langsung di buka ruang tanya jawab, dan di antara pertanyaannya dari perwakilan mahasiswa apakah kondisi yang kita rasakan perlu ada pergantian rezim atau ada cara lain?
Terkait pertanyaan tersebut, dengan jelas jawaban dari Drs. Salahudin mengatakan bahwa kita harus kembali kepada sunnatullah atau kembali kepada Li’I’la’I kalimatillah, siapa yang menciptakan manusia dan ada perintah apa dari sang maha pencipta.
Adapun jawaban dari Ketua MUI bahwa semua harus amanah dan transparan dalam segala aspek lembaga dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Semuanya harus selalu mengevaluasi diri agar tidak ada misskomunikasi satu dengan yang lainya maka butuh selalu duduk bersama dan silaturrahim.
Sedangkan AKP Ibu Puji Astuti juga sangat gamlang menjawab pertanyaan Ustadz Veri Koestanto, Ketum Gerakan Rijalul Islam GARIS istilah DFK (Disinformasi Fitnah dan Kebencian) bahwa semuanya dari provokasi orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
0 Komentar